PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk ("GMFI"), anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang perawatan pesawat udara, telah merilis pencapaian laporan keuangan tahun buku 2023.
images

Tangerang, 01 April 2024 – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk ("GMFI"), anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang perawatan pesawat udara, telah merilis pencapaian laporan keuangan tahun buku 2023. Pendapatan tahun 2023 berhasil mencapai USD 373.2 juta, menandai pertumbuhan yang signifikan sebesar 56.9% dari tahun sebelumnya. GMFI juga berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih dari USD 3.6 juta pada 2022 menjadi USD 20.2 juta pada tahun 2023.

Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi, menyatakan, "Kami bersyukur atas capaian laba bersih yang baik ini, yang merupakan hasil dari upaya restrukturisasi yang kami terapkan. Hal ini menunjukkan keberhasilan kami dalam membawa Perseroan menuju perbaikan yang mendekati kondisi sebelum pandemi global."

Dari segi arus kas, aktivitas operasi menjadi kontributor utama, dengan pekerjaan operasional yang terus menunjukkan peningkatan melalui berbagai proyek yang saat ini masih berjalan. Pada tahun 2023, segmen bisnis perawatan mesin pesawat menjadi kontributor terbesar pada pendapatan operasional, dengan total pendapatan sebesar USD 102 juta, meningkat secara signifikan dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya senilai USD 24.3 juta. Peningkatan ini sejalan dengan aktivitas reaktivasi engine Garuda Indonesia. Disusul dengan segmen pemeliharaan airframe yang mencatatkan pendapatan sebesar USD 83.7 juta, dan layanan komponen dengan total pendapatan USD 82.2 juta.

Capaian positif ini merupakan hasil dari upaya restrukturisasi agresif yang dilakukan Perseroan sepanjang tahun 2023, baik terhadap utang usaha dengan pemasok maupun utang bank. Kenaikan laba bersih tahun ini tidak hanya berasal dari capaian laba operasional, melainkan juga dikontribusikan salah satunya dari pemulihan nilai aset. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian ini masih merupakan bagian dari proses pemulihan Perseroan pasca pandemi Covid-19, yang memberikan dampak jangka panjang terhadap industri penerbangan.