PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (“GMF”, Kode emiten: “GMFI”) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2020 pada 20 Agustus 2021
images

Tangerang, 20 Agustus 2021 – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (“GMF”, Kode emiten: “GMFI”) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2020 pada 20 Agustus 2021. Bertempat di Garuda City Center Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, RUPST GMF memutuskan delapan agenda rapat yaitu: Persetujuan Laporan Tahunan 2020, penetapan tantiem 2020 dan remunerasi 2021 bagi Direksi dan Dewan Komisaris, penunjukan Kantor Akuntan Publik Tahun Buku 2021, perpanjangan pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dalam rangka pelaksanaan program management and employee stock option plan (MESOP), pengikatan jaminan atas aset Perseroan dengan nilai lebih dari 50% kekayaan bersih Perseroan berdasarkan Perjanjian Kredit Investasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-11/MBU/11/2020 tentang Kontrak Manajemen Tahunan Direksi Badan Usaha Milik Negara, perubahan Anggaran Dasar Perseroan, dan perubahan susunan pengurus Perseroan.

Dihadiri oleh 25.422.885.200 suara atau sebesar 90,04% pemegang saham, GMF mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan tahun buku 2020 dengan membukukan pendapatan operasional sebesar USD 253,8 juta. VP Corporate Secretary & Legal GMF Rian Fajar Isnaeni menyampaikan bahwa untuk menghadapi dinamika pandemi COVID-19 dan iklim industri penerbangan yang masih dibayangi oleh ketidakpastian, Perseroan telah menerapkan sejumlah langkah strategis sejak tahun 2020 lalu, antara lain melalui optimalisasi pekerjaan redelivery oleh lessor, serta diversifikasi usaha ke segmen kargo, private/business jet, industri pertahanan, serta non-aviasi yang tidak terlalu terdampak pandemi. Perseroan juga telah menerapkan kebijakan manajemen arus kas dan optimalisasi kapasitas produksi untuk menjaga keberlangsungan usaha. “Melalui langkah tersebut, GMF mampu menekan beban usaha, mencatatkan pertumbuhan pendapatan pekerjaan redelivery oleh lessor, serta meraup alternatif pendapatan melalui diversifikasi bisnis yang dijalankan,” tutur Rian.

Selain Laporan Tahunan Perseroan, RUPST GMFI memutuskan untuk memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris dalam menetapkan besaran tantiem dan remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris. Dalam agenda tersebut, pemegang saham yang hadir juga menyetujui pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2021, serta melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dalam rangka pelaksanaan program MESOP. Pada mata acara kelima, Perseroan juga menyetujui pengikatan jaminan atas aset Perseroan untuk memenuhi kewajiban atas Perjanjian Kredit Investasi beserta segala perubahan dan perpanjangannya dari waktu ke waktu antara Perseroan dengan BNI. Sebagai salah satu anak usaha BUMN, Perseroan juga mengukuhkan pemberlakuan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-11/MBU/11/2020 tentang Kontrak Manajemen Tahunan Direksi Badan Usaha Milik Negara. Kemudian, RUPST GMFI juga menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan guna menyesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan no. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.

Terakhir, RUPST ditutup dengan mata acara perubahan susunan pengurus Perseroan. Pemegang saham yang hadir mengukuhkan pengunduran diri Bobby Rasyidin sebagai Komisaris Independen, menyetujui pengangkatan kembali Ali Gunawan sebagai Komisaris Independen, serta menyetujui pengangkatan Agit Atriantio sebagai Komisaris Independen. Selain itu, RUPST juga memberhentikan dengan hormat I Wayan Susena sebagai Direktur Utama dan menunjuk Andi Fahrurrozi sebagai Direktur Utama yang baru, memberhentikan dengan hormat Erman Noor Adi sebagai Direktur Human Capital & Corporate Affairs dan menunjuk Pudjo Sarwoko sebagai Direktur Human Capital & Corporate Affairs yang baru. Perseroan juga mengangkat Jaka Ari Triyoga sebagai Direktur Line Operation dan Ananta Widjaja sebagai Direktur Business & Base Operation.

Sebelum ditunjuk menjadi Direktur Utama, Andi menjabat sebagai Direktur Business & Base Operation di GMF sejak Juni 2020. Atas amanah barunya, Andi menyampaikan apresiasinya kepada pemegang saham dan pengurus Perseroan yang lalu. “Terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Begitu pula kepada pengurus Perseroan yang lama atas kontribusinya dalam menjaga GMF tetap bertahan di tengah pandemi,” ungkap Andi. Andi juga menambahkan bahwa dirinya akan memastikan bahwa langkah pemulihan yang ditempuh dapat memberi dampak positif pada likuiditas dan perbaikan kinerja fundamental keuangan Perseroan. Dengan demikian, susunan pengurus Perseroan sebagaimana hasil keputusan RUPST hari ini adalah sebagai berikut:

 

Komisaris

Komisaris Utama                    : Rahmat Hanafi

Komisaris Independen            : Ali Gunawan

Komisaris                                : Maria Kristi Endahmurni

Komisaris Independen            : Gatot Sulistiantoro Dewa Broto

Komisaris Independen            : Agit Atriantio

 

Direksi

Direktur Utama                                                          : Andi Fahrurrozi

Direktur Keuangan                                                     : Edward Okky Avianto

Direktur Human Capital & Corporate Affairs              : Pudjo Sarwoko

Direktur Line Operation                                              : Jaka Ari Triyoga

Direktur Business & Base Operation                         : Ananta Widjadja

 

Capaian Positif Kuartal Satu

Kuartal pertama tahun 2021 masih menjadi periode yang menantang bagi pelaku industri aviasi di mana dampak pembatasan serta pergerakan masyarakat masih menekan kinerja operasional Perseroan. Meski demikian, Perseroan berhasil memangkas beban usaha hingga lebih dari separuh atau 51,5% year on year (YoY), yakni dari USD 139,7 juta pada Q1 2020 menjadi USD 67,7 juta pada Q1 2021. Adapun, beban subkontrak dan material menjadi komponen biaya yang mengalami penurunan paling signifikan. Penurunan beban usaha tersebut juga turut berkontribusi dalam menekan rugi bersih yang dialami Perseroan hingga lebih dari 72,1% dari kuartal yang sama di periode sebelumnya. Lebih lanjut, pada akhir kuartal pertama tahun 2021, GMFI juga berhasil mencatatkan perolehan earning before interest, tax, depreciation, amortization (EBITDA) positif senilai USD 2,6 Juta, berbalik dari EBITDA negatif yang dibukukan pada periode yang sama di tahun sebelumnya senilai USD –28,2 Juta. “Perbaikan indikator keuangan ini menunjukkan pemulihan kinerja Perseroan secara bertahap lewat strategi-strategi pemulihan kinerja yang diterapkan sejak tahun 2020 lalu,” tutup Rian.

 

Tentang GMF

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa industrial services, serta perbaikan, perawatan dan overhaul pesawat terbang. Sebagai MRO terbesar di Indonesia yang berpengalaman lebih dari 70 tahun. GMF mulanya berdiri sebagai Divisi Teknik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. berlokasi di Bandara Internasional Soekarno Hatta. GMF telah melayani lebih dari 190 pelanggan yang tersebar di lebih dari 60 negara di dunia. Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, GMF telah diakui oleh otoritas penerbangan dunia dengan adanya sertifikasi dari lebih dari 25 negara, diantaranya FAA (Amerika), EASA (Eropa), dan DGCA (Indonesia). Pada tahun 2017, GMF resmi menjadi perusahaan terbuka dengan melepas sahamnya ke publik dengan ticker code GMFI. Saat ini, GMF tengah melebarkan sayapnya untuk merambah segmen power services serta industri pertahanan. Dengan demikian, GMF diharapkan mampu mewujudkan visinya menjadi perusahaan MRO paling bernilai melalui misinya dalam menyediakan solusi perawatan yang terpadu dan andal sebagai bentuk kontribusi bagi bangsa dan negara.